Tapteng, BATAKPOS
Gara-gara listrik padam, satu unit rumah yang ditempati Jetro Hutagalung, di lingkungan VIII, kelurahan Sarudik, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara terbakar. Meski peristiwa yang terjadi Rabu (12/8) dini hari sekitar pukul 01.00 Wib tidak memakan korban jiwa, namun pemilik rumah mengalami kerugian puluhan juta sebab rumah dan seisinya hangus terbakar.
Informasi yang dihimpun BATAKPOS dari M Siahaan,57, selaku pemilik rumah, menjelaskan sekitar pukul 23.00 Wib lampu listrik PLN padam, warga terpaksa memasang lilin sebagai penerang. Namun naas, lilin lupa dimatikan, sehingga saat lilin mulai habis dan meleleh terkena ke tempatnya menyebabkan kebakaran dan api cepat menyambar barang – barang disekeliling bagian dapur.
Ketika api mulai membesar dan menjalar kata Siahaan, baru mereka terjaga dari tidurnya. Bahkan salah seorang anaknya Anwar, terpaksa melompat dari loteng ke bahagian bawah rumah dengan ketinggian sekira dua meter untuk menyelamatkan diri. ”Karena anak saya melompat dari atas untuk menyelamatkan diri, makanya kakinya sedikit agak terluka. Namun saat ini kondisi anak saya sudah mulai membaik,”tuturnya.
Lebih lanjut kata Siahaan, melihat api mulai membesar, sejumlah warga sempat was – was dan ketakutan bila api menjalar ke sekeliling rumah yang pemukiman sangat padat. Maka, untuk memadamkan api, sejumlah warga, bahu membahu bergotong royong memadamkan api. “Syukurlah, satu jam kemudian api dapat dipadamkan, berkat bantuan warga dengan menggunakan alat seadanya seperti ember dan lainnya. Namun api sempat menghanguskan bahagian loteng dan dapur ukuran sekira 3 x 5 meter beserta seluruh isinya dan kerugian diperkirakan puluhan juta,”pungkasnya.
Warga yang berdomisili di kawasan lingkungan VIII, Kelurahan Sarudik tersebut sebelumnya sangat menyesalkan lambannya kedatangan mobil pemadam yang akan memadamkan kobaran api. ”Kita menyesalkan lambannya kedatangan petugas mobil pemadam kebakaran ke lokasi kejadian. Untung saja warga di sekitar sini termasuk kompak dan bergotong royong memadamkan api hingga padam. Kalau tidak, kawasan pemukiman padat penduduk ini akan terbakar semunya,”ujar S Tambunan dan N Nasution.
Ironisnya, imbuhnya, setelah api berhasil di padamkan warga, Mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Tapteng baru tiba di lokasi. Padahal jarak antara Pandan dengan lokasi kebakaran hanya sekira tiga kilometer.
Sekedar menginformasikan, kurun waktu beberapa bulan ini, arus listrik PLN ke rumah – rumah warga di Tapteng dan Sibolga kerap berjalan tidak normal atau sering padam. Kondisi pemadaman berlangsung tidak tentu terkadang 3 – 5 kali dalam sehari. Kondisi ini membuat warga kedua daerah sangat berang terlebih Pemko Sibolga, DPRD dan KNPI Sibolga yang sempat mengecam keras kondisi itu. (Jas)