Senin, 27 April 2009

Lingkungan Hidup

Masyarakat 3 Kabupaten Desak Menhut Segera Fungsikan Kawasan Hutan Batang Toru Sebagai Hutan Lindung
Tapteng Batak Pos,
Adanya respon dari Menteri Kehutanan Malem Sambat Kaban untuk menyetujui perubahan fungsi Kawasan Hutan Batang Toru menjadi hutan lindung mendapat sambutan positif dari kalangan masyarakat di tiga Kabupaten yang merupakan kawasan hutan Batang Toru, yakni Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Tapanulu Utara. Bahkan masyarakat mendesak Menhut agar segera mengesahkan kawasan hutan Batang Toru mejadi hutan lindung.
Menurut P Panggaeban tokoh masyarakat Desa Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara, bahwa apa yang disampaikan oleh Lonsorsium Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) merupakan ungkapan dari hati masyarakat yang ada di kawasan hutan Batang Toru ini. Karena kami sendiri yang mengetahui persis akan persoalan dan kondisi hutan Batang Toru ini. ”Untuk itu kami selaku masyarakat Taput sangat mengharapkan Menteri Kehutanan segera mewujudkan kawasan hutan Batang Toru sebagai kawasan Hutan lindung, karena dampak positifnya sangat banyak jika kawasan tersebut dijadikan kawasan hutan lindung,”katanya.
Ia menghawatrikan, jika tidak segera merubah status hutan Batang Toru sebagai kawasan hutan lindung, maka ekosistem satwa liar dan satwa langka yang ada di kawasan hutan Batang Toru akan teramcam punah. Bukan itu saja, saat ini berbagai jenis pohon berada dalam kawasan hutan tersebut, jika pohon ini ditebang oleh oknum-oknum yan tidak bertanggung jawab maka akan mengancam kehidupan satwa yang ada di dalamnya, yang juga akan mengancam kehidupan masyarakat yang ada di sekitar hutan Batang Toru, tandasnya.
Hal yang senada juga turut disampaikan masyarakat Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Menurut Makmur Pakpahan keberadaan kawasan hutan Batang Toru sangat membantu keberadaan PLTA Sipansihaporas, karena debit air sebagai mesin penggerak PLTA tersebut dari hulu sungai yang berada di kawasan hutan Batang Toru.
“Kami sangat sependapat agar kawasan Hutan Batang Toru segera dialihkan fungsinya sebagai hutan lindung, karena tidak menutup kemungkinan para pelaku illegal logging sudah mengincar kawasan tersebut, mengingat masih banyaknya jenis pohon di dalam hutan Batang Toru. Selain itu juga, dengan tertatanya kawawan hutan Batang Toru sebagai hutan lindung, akan menjadikan kawasan tersebut sebagai paru-paru dunia,”katanya.
Selain dari kalangan masyarakat, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara Yunus C Hutauruk telah menyampaikan usulan perubahan fungsi hutan di wilayahnya dalam usulan revisi SK Menhut No 44 tahun 2005, tentang penetapan luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya.
Dalam usulannya, pihaknya telah mengusulkan total hutan yang dirubah menjadi hutan lindung seluas 70.663,65 hektare. Terdiri atas 51.576,78 hektare hutan produksi yang dirubah menjadi hutan lindung. Areal Peruntukan Lain (APL) menjadi hutan lindung seluas 785,71 ha dan Hutan Produksi Terbatas menjadi hutan lindung seluas 18.301,16 ha.
"Usulan ini kita ajukan setelah adanya survey yang dilakukan dalam rangka melindungi keberadaan sumber daya alam," kata Yunus C Hutauruk kepada koran ini, Jumat (24/4) melalui ponselnya.
Sama halnya dengan Kadis Kehutanan Kabupaten Tapanuli Tengah, APM Simanjuntak yang mengakui pihaknya telah mengajukan perubahan fungsi Hutan Produksi (HP) menjadi hutan lindung seluas 5.415,63 ha dan APL menjadi hutan lindung seluas 138,21 ha. Sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan dalam usulan revisi SK Menhut No 44 tahun 2005 mengusulkan perubahan fungsi hutan produksi menjadi hutan lindung seluas 14.977,29 ha.
"Kami berharap usulan perubahan fungsi hutan ini dapat disetujui oleh Departemen Kehutanan. Sebab saat ini usulan tersebut sudah kami serahkan kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Utara," kata APM Simanjuntak. (Jason Gultom)
Keterangan Foto:
Kawasan Hutan Batang Toru yang panorama alamnya cukup indah. Di kawasan hutan ini ribuan satwa liar yang sudah langkah tersimpan di kawasan ini

PEMILU

Soal Desakan Pemilu Ulang
Umat Katolik di Tapteng Prihatini Statemen Uskup Sibolga
Sibolga Batak Pos,
Statemen Uskup Sibolga yang menginginkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng sesuai surat No.064/KS/PA/2009, kembali mendapatkan kecaman dan keprihatinan dari kalangan umat Katolik di Tapteng.
Seral Manalu (56), warga desa Suga-suga Kecamatan Pasaribu Tobing kepada wartawan, Jumat (24/4) mengatakan, sebagai seorang umat Katolik yang telah memberikan suara pada Pemilu 9 April lalu, merasa terkejut dan sekaligus prihatin dengan keputusan Keuskupan Sibolga yang mengusulkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng.
“ Sebagai mantan Sintua di Katolik Suga-sua, saya sama sekali merasa bingung dan heran dengan keputusan Keuskupan Sibolga, sebab selama ini tidak pernah ada Keuskupan mencampuri urusan politik.Dan kita tahu bahwa yang mengurusi masalah Pemilu adalah KPU dan Bawaslu,bukan urusan lembaga keagamaan,”sebutnya.
Dikatakan, berdasarkan pengamatan dan gambaran situasi dimasyarakat, pelaksanaan Pemilu 9 April lalu di Kab.Tapteng , dan khususnya di Kecamatan Pasaribu Tobing sejauh ini berjalan dengan aman dan lancar, dan mendapatkan dukungan dari masyarakat termasuk dari kalangan umat Katolik.
“Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Uskup Keuskupan Sibolga Mrg.Ludovikus Simanullang Ofm, maka usulan dilakukannya Pemilu ulang adalah keputusan yang tidak mewakili aspirasi seluruh umat Katolik di Tapteng. Jadi dalam hal ini saya sebagai umat sudah barang tentu menolak dan tidak sependapat dengan pernyataan Keuskupan Sibolga,”tegasnya.
Dikesempatan itu, selaku warga Katolik , Seral Manalu menghimbau umat tidak terpengaruh dengan statemen yang menginginkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng.
“ Mari kita percayakan semua proses pelaksanaan Pemilu kepada instansi yang berwenang serta tidak terjebak dengan opini yang justru menimbulkan keresahan dimasyarakat,”pintanya.
Ditempat terpisah, warga Katolik Desa Sosor Gotting, Kecamatan Andam Dewi, Paulus Panjaitan (53) juga berpendapat serupa dengan warga Katolik lainnya yang ikut prihatin dengan pernyataan Keuskupan Sibolga.
“Kami selaku umat Katolik yang selama ini hidup rukun dan damai serta senantiasa menjalin hubungan persaudaraan dengan umat lainnya di Tapteng, merasa ikut resah dengan pernyataan Uskup Sibolga yang sama sekali jauh dari kesan kesejukan yang biasa ditampilkan oleh lembaga keagamaan,”sebutnya.
Untuk itu, harap dia, kedepannya kiranya lembaga keagamaan dapat menahan diri serta tidak melibatkan diri dengan urusan politik, yang pada giliranya akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
“ Kita berharap, semua pihak tidak emosional dalam menanggapi hasil pelaksanaan Pemilu di Tapteng yang sejauh ini telah berjalan dengan kondusif serta berhasil memilih para wakil rakyat yang terbaik dimasing-masing partai peserta Pemilu,”tandasnya. (Jason Gultom)

KRIMINAL

Pukuli Mahasiswanya Hingga Muntah-muntah, Oknum Direktur Akper Nauli Husada Diadukan ke Polisi
Sibolga, Batak Pos
Oknum Direktur Akademi keperawatan (Akper) Nauli Husada Sibolga berinisial RS resmi dilaporkan mahasiswanya Uli Daud Saragih (23) ke Polsek Sibolga Selatan, Minggu (26/4). Korban mengaku telah di pukuli oknum Direktur sekaligus dosen tersebut, berkali-kali pada bagian dadanya dan ulu hati korban, sehingga tidak berdaya dan muntah-muntah.
Uli Daud Saragih melapor ke Polsek Sibolga Selatan didampingi ibu, kakak dan abangnya serta dua orang teman satu kuliahannya di Akper Nauli Husada Sibolga, sekaligus sebagai saksi yang melihat langsung aksi pemukulan yang dilakukan oknum direktur tersebut.
Setelah resmi melapor ke Polsek Sibolga Selatan, selanjutnya korban Uli Daud Saragih selaku mahasiswa tingkat dua divisum di RSU FL Tobing Sibolga atas pemukulan yang dialaminya.
Usai melakukan visum, Dr Viona selaku dokter jaga yang dikonfirmasi wartawan saat menaiki mobilnya mengaku, ada bekas memar terdapat di sekitar dada korban dan untuk kesimpulan hasil visum pihak RSU FL Tobing Sibolga akan menyampaikan ke Polsek Sibolga Selatan.
Korban Uli Daud Saragih yang merupakan warga Jalan Kesturi Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga saat menuturkan kronologis kejadian, Senin (27/4) tidak tahu menahu apa penyebab dirinya dipukuli berkali-kali oleh oknum Direktur Akper Nauli Husada tersebut.
“Sabtu (25/4) malam sekitar pukul 23.00WIB, saya bersama kawan-kawan main gitar di lantai empat asrama Akper Nauli Husada Sibolga untuk buang suntuk, karena gak bisa keluar asrama pada malam Minggu. Tiba-tiba RS selaku Direktur dan juga dosen Akper mendatangi kami dan menggeledah kawan saya yang kebetulan memiliki hand phone,” turutnya.
Setelah hand phone teman saya ditemukannya lanjutnya, tiba-tiba saya dipanggil dan langsung dipukuli berkali-kali dihadapan teman-teman saya, hingga saya sempat tidak sadarkan diri sejenak. Setelah dipukuli berkali-kali korbanpun mengenakan pakaiannya.
“Setelah saya dipukuli berkali-kali hingga muntah-muntah tanpa tahu penyebabnya, lalu saya minta tolong kepada teman saya untuk mengantarkan pulang ke rumah orangtua saya di Jalan kesturi Sibolga. Dan kami pun berhasil melarikan diri dari belakang asrama Akper Nauli Husada, dan pagi harinya, Minggu (26/4) saya bersama ibu kakak dan abang serta kawan-kawan melaporkan peristiwa itu ke Polsek Sibolga Selatan,” tukas bungsu dari lima bersaudara ini.
Pengakuan Uli Daud Saragih turut dikuatkan oleh dua teman satu kelasnya, Rio Subahari Tambunan (21) dan Roi Simanjuntak (20) yang melihat langsung aksi pemukulan oleh RS oknum Direktur dan Dosen Akper Nauli Husada Sibolga terhadap korban.
“Kami tidak tahu apa alasan pak RS selaku direktur memukuli Uli Daud Saragih hingga muntah-muntah. Setelah pemukulan itu, kami menolong korban untuk pulang ke rumahnya tanpa permisih dari pihak asrama,” ujar mereka berdua.
R Panjaitan (53) selaku ibu korban menyatakan, tidak terima dengan perlakuan oknum Direktur Akper yang telah memukuli anaknya tanpa alasan.
“Saya menyekolahkan anak bungsu saya ini, untuk mendapatkan pendidikan dan untuk mendapatkan ilmu sesuai jurusannya, bukan untuk dipukuli. Saya sudah 34 tahun lebih menjadi guru SD tidak pernah memukuli murid, oleh karena itu saya tidak terima dengan perlakuan ini,” katanya.
Ibu korban pun meminta aparat penegak hukum untuk segera menangkap pelaku pemukulan terhadap anaknya dan meminta pihak yayasan untuk memecat Direktur sekaligus dosen tersebut, dari Akper Nauli Husada Sibolga.
“Saya tidak senang dengan perlakuan oknum Direktur Akper Nauli Husada Sibolga ini, dan perbuatannya memukul anak saya sudah tidak wajar lagi. Untuk itu saya meminta aparat kepolisian untuk segera menangkap pelaku yakni Direktur Akper Nauli Husada Sibolga karena perlakuannya sudah tidak pantas lagi, saya minta kepada pihak yayasan untuk memecatnya sebagai Direktur dan dosen di Akper Nauli Husada Sibolga,” tandasnya.
Sementara itu, Lina Wati Saragih (28) selaku kakak kandung korban mengatakan, pemukulan yang dilakukan oknum RS Direktur Akper Nauli Husada merupakan perbuatan kelima yang telah menyakiti keluarga mereka.
“Ini adalah perbuatan kelima yang dilakukan oknum Direktur yang telah menyakiti keluarga kami, dimana adik saya Uli Daud Saragih pernah dituduhnya mencuri uang salahseorang temannya sebanyak Rp1,6 juta padahal sebelum kejadian adik saya sudah permisih dengan ibu asrama untuk tidur di rumah,” katanya.
Sementara itu, oknum Direktur Akper Nauli Husada ketika dikonfirmasi Batak Pos, Senin, (26/4) tidak berada di kampus Akper, ketika dijumpai ke rumahnya, juga tidak ada. Menurut pihak keterangan Satpam dan oknum dosen yang namanya tidak mau dikorankan, bahwa oknum Direktur tersebut belum masuk ke kampus, sementara menurut keluarga oknum Aksper ketia dijumpai di rumahnya, mengatakan, bahwa RS sedang pergi ke luar rumah untuk menenangkan diri. “Kami juga tidak tahu kemana ia pergri, hp nya juga tidak dibawanya,”kata salahseorang anggota keluarganya.
Sementara itu di tempat terpisah, Kapolsek Sibolga Selatan Iptu D Habeahan saat dikonfirmasi Batak Pos di Mapolresta Sibolga, Senin (26/4) membenarkan adanya laporan pengaduan seorang Mahasiswa Akper Nauli Husada Sibolga atas nama Uli Daud Saragih ke Mapolsek Sibolga Selatan.
“Kita sudah melayangkan surat pemanggilan kepada saksi – saksi untuk dimintai keterangan mereka Besok Selasa,28/4 sekaitan kasus pemukulan tersebut. Kalau para saksi ini datang, Rabu (29/4) depan kita sudah bisa memanggil dan memeriksa oknum Direktur itu,”tukasnya. (Jason Gultom)
Keterangan Foto:
Uli Daud Saragi mahasiswa semester II Akper Nauli Husada Sibolga yang dipukuli oleh Oknum Direktur Akper Naulis Husada sampai muntah-muntah, saat menunjukkan bekas pukulan di bagian dadanya saat didampingi ibunya. (Batak Pos/Jason Gultom)

PEMILU

Hasil Rekapitulasi KPUD Tapteng, Partai Demokrat 13 Kursi di DPRD Tapteng
Tapteng, Batak Pos
Sesuai dengan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Partai Politik ( Parpol ) peserta pemilu dan perolehan suara calon anggota DPRD Kabupaten Tapteng oleh KPUD, Jumat ( 24/4 ) kemaren, Partai Demokrat (PD) unggul di 20 Kecamatan yang terbagi dalam 4 Daerah Pemilihan ( Dapil ) di Tapanuli-Tengah.
Berikut perolehan suara 5 besar Partai Politik di 4 Dapil di Tapteng, Dapil I meliputi 3 Kecamatan yakni Pandan Tukka dan Kecamatan Sarudik, PD berada pada urutan pertama peroleh suara 11.197, urutan ke 2 Partai Golkar memperoleh suara 2.326, diurutan ke 3 PAN dengan perolehan suara 1.890, disusul Partai Pemuda Indonesia sebanyak 1.232, PKB memperoleh 1.219 suara.
Dapil II meliputi Kecamatan Sibabangun, Sukabangun, Pinangsori, Lumut dan Kecamatan Badiri, Partai Demokrat memperoleh 10.594 suara, PDI-P memperoleh 2.391, PAN memperoleh 2.065 suara, Golkar berada pada urutan IV dengan perolehan 1.993, disusul PNI Marhaenisme 1.819 suara. Untuk Dapil III yang meliputi Kecamatan Sitahuis, Tapian Nauli, Kolang, Sorkam, Sorkam Barat dan Kecamatan Pasaribu Tobing, Partai Demokrat tetap berada pada urutan teratas dengan perolehan suara 11.581, urutan ke 2 Partai Golkar memperoleh 3.715 suara, urutan ke 3 PDI-P memperoleh 2.412 suara, urutan ke 4 Partai PIB memperoleh 1.818, PNI Marhaenisme memperoleh 1.406 suara.
Untuk Dapil 4 meliputi Kecamatan Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Barus, Barus Utara dan Kecamatan Sosor Gadong, Partai Demokrat memperoleh suara 15.529, Golkar 2.838 suara, Partai PIB memperoleh 2.337 suara, Gerindra berada pada ke empat dengan perolehan suara sebanyak 1.747, PDI-P hanya memperoleh 1.454 suara.
Dari perolehan suara Partai Demokrat yang cukup siknifikan di 20 Kecamatan yang ada di Tapteng , partai Demokrat berpeluang 13 kursi dari 30 anggota dewan di DPRD Tapteng. Ke 13 kursi tersebut terdiri dari Dapil IV PD memperoleh 4 kursi, Dapil III 3 kursi, Dapil II 3 kursi dan Dapil satu 3 kursi, Selebihnya ( 17 ) kursi diperkirakan akan diisi Caleg dari beberapa Partai Politik lainya. “Ini adalah prestasi buat Partai Demokrat, karena anggota DPRD Tapteng periode 2004-2009 satu pun tidak ada anggota dewan yang dihantar PD, namun kali ini PD berhasil menghantar 13 perwakilannya di DPRD Tapteng,”ujar sejumlah pengurus DPC PD Kabupaten Tapanuli Tengah kepada koran ini, Senin (27/4).
Sementara untuk perolehan suara Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ) DR.H.Ramhat Shah berada pada posisi teratas dengan memperoleh suara sebayak 37.761, disusul Drs Rudolf Pardede dengan perolehan suara sebanyak 12.380, Pralindungan Purba,SH,MM berada pada posisi ketiga dengan perolehansuara sebanayak 8.584 suara.
Untuk perolehan suara DPR-RI, Partai Demokrat berada pada urutan pertama mengantongi suara 58.480, disusul Partai Golkar dengan perolehan suara 11.392, peringkat ke 3 perolehan suara terbanyak adalah PDI-P sebanyak 10.138, disusul PAN sebanyak 5.618 suara, Gerindra memperoleh suara 4.516.
Perolehan suara Parpol untuk tingkat DPRD Provinsi Sumut, Partai Demokrat tetap unggul dengan perolehan suara sebanyak 52.785, urutan ke 2 PAN dengan perolehan suara sebanyak 17.069, disusul Partai Golkar sebanyak 10.003, PDI-P memperoleh suara sebanyak 6.559. ( Jason Gultom)

Ujian Nasional

Sebanyak 5.308 Siswa SMP/MTS di Tapteng Ikuti Ujian Nasional
Tapteng, Batak Pos
Setelah sukses dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA sederajat, kini giliran siswa SMP/MTS untuk mengikuti pelaksanaan UN. Menurut data yang diperoleh Batak Pos dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, sebanyak 5.308 siswa SMP/MTS akan mengikuti UN yang diselengarakan Senin depan (27/4).
Menurut keterangan Kadis Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Marhite Rumapea melalui Kabid SMP-SMA/PT, Klosse Harahap didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan, Pardomuan Siahaan, kepada wartawan, Jumat (24/4) mengatakan, jumlah siswa kelas III SMP Negeri dan Swasta yang mengikuti UN sebanyak 4.630, siswa MTS Negeri dan Swasta sebanyak 678. Dengan demikian total keseluruhan siswa SMP/MTS yang akan menikuti UN sebanyak 5.308 siswa.
“Hari ini pendistribusian soal UN dari panitia UN Provinsi Sumataera Utara telah tiba di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang dikawal oleh pihak Polda dan disaksikan dari pihak Polres Tapteng. Saat ini soal tersebut sudah didistibusikan ke 17 sub rayon Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten Tapteng, sehingga Senin depan (27/4) pelaksanaan ujian sudah dapat dilangsungkan sesuai prosedur sampai dengan hari Kamis (30/4). Dan soal tersebut kini dijaga di Polsek masing-masing.”jelasnya.
Ada pun mata pelajaran yang diujikan selama 4 hari nanti adalah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggir, Matematika, dan IPA. Sedangkan standart nilai kelulusan sama dengan standart kelulusan SMA yakni 5.50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan tim pemantau UN sesuai dengan ketentuan Petunjuk Operasional Standart (POS) yang disaksikan oleh Tim Pemantau Independen (TPI)
“Untuk mempersiapkan siswa meraih nilai standart kelulusan itu, kami dari Dinas Pendidikan Tapteng telah memberikan kemasing-masing sekolah SKL (Standart kopetensi lulusan) yang merupakan gambaran pokok materi soal UN, yang selanjutnya diperdalam oleh masing-masing guru di setiap sekolah. Dengan demikian para siswa ini tidak kewalahan lagi nantinya untuk menjawab soal-soal UN tersebut, karena, pada SKL itu telah dijelaskan tentang contoh-contoh materi UN. Hal inilah yang terus kita tekankan kepada masing-masing guru dengan tambahan belajar sore, atau diskusi kelompok,”jelasnya.
Dengan adanya SKL ini, lanjut Klose, pihaknya yakin tingkat kelulusan kelas III SMP/MTS di Kabupaten Tapanuli Tengah mampu dipertahankan seperti tahun 2008 lalu, yakni sekitar 98persen lebih, dan tidak tertutup kemungkinan mengalami peningkatan dari tahun kemarin, harapnya.
Ia juga menghimbau semua orangtua murid dan masyarakat agar turut serta memotivasi masing-masing anaknya untuk meningkatkan semangat belajar di luar jam sekolah. Dan tenaga anak jangan terlampau dibebani oleh orangtua agar dapat konsentrasi mempersiapkan diri.
“Kepada para siswa/i kelas III SMP/MTS agar menjaga kesehatan, keselamatan, agar dapat mengikuti UN dengan baik. Sama halnya dengan pihak sekolah agar proaktif untuk mensosialisasikan persyaratan nilai kelulusan tersebut melaui SKL,”tandasnya. (Jason Gultom)
Keterangan Foto
Klosse Harapan Kabid SMP-SM-PT didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Tapteng, Pardumuan Siahaan saat memberikan keterangan tentang kesiapan Dinas Pendidikan untuk mengkiti UN Senin depan. (Batak Pos/Jason Gultom)