Kamis, 16 April 2009

LINGKUNGAN

Menhut Setujui Kawasan Hutan Batang Toru Menjadi Hutan Lindung
Jakarta, Batak Pos
Menteri Kehutanan Malem Sambat Kaban setuju dilakukannya perubahan fungsi Kawasan Hutan Batang Toru menjadi hutan lindung. Mengingat kondisi topografi dan keanekaragaman hayati yang terdapat di kawasan hutan yang tersebar di Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Kabupaten Tapanuli Tengah Tersebut. Hal tersebut diungkapkan Kaban dalam pertemuan koordinasi yang dilakukan Konsorsium Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) bersama Dinas Kehutanan Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Juga dihadiri oleh Bappeda dan DPRD Sumut Kamis (16/4) pagi. Demikian disampaikan Jaladuddin Ibrahim kepada Batak Pos lewat siaran persnya.
"Dari pengalaman beberapa kali terbang di atas kawasan hutan Batang Toru, saya setuju bila kawasan ini diubah fungsinya menjadi hutan lindung," kata Kaban dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu. Apalagi, menurut Kaban, bila dikaji kembali Kawasan Hutan Batang Toru (KHBT) dengan kondisi topografi sangat curam dapat berfungsi sebagai Menara Air bagi kabupaten yang terdapat di sekelilingnya. Sehingga ke depan pembangkit listrik yang beroperasi di daerah itu dapat tetap berjalan.
Meski demikian, MS Kaban mendesak pemerintah ketiga kabupaten dapat melakukan kajian lebih komprehensif terkait adanya usulan perubahan fungsi Kawasan Hutan Batang Toru. Baik dari sisi kajian potensi jasa lingkungan maupun kajian ekonomi yang terdapat di daerah tersebut. Sebab khawatir nantinya kembali terbit usulan perubahan atas fungsi kawasan tersebut. Hal ini harus dilakukan menimbang keberadaan hutan di Sumatera Utara sudah kurang dari 30 persen.
"Merubah fungsi hutan itu mudah sekali saya lakukan, tapi saya tidak mau kalau kemudian hari kembali ada usulan lain yeng meminta dilakukannya perubahan," tambah MS Kaban. Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara Yunus C Hutauruk menjelaskan, usulan perubahan fungsi hutan di daerahnya telah diajukan dalam usulan revisi SK Menhut No 44 tahun 2005. Tentang penetapan luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya.
Dalam usulannya, pihaknya telah mengusulkan total hutan yang dirubah menjadi hutan lindung seluas 70.663,65 hektare. Terdiri atas 51.576,78 hektare hutan produksi yang dirubah menjadi hutan lindung. Areal Peruntukan Lain (APL) menjadi hutan lindung seluas 785,71 ha dan Hutan Produksi Terbatas menjadi hutan lindung seluas 18.301,16 ha.
"Usulan ini kita ajukan setelah adanya survey yang dilakukan dalam rangka melindungi keberadaan sumber daya alam," kata Yunus C Hutauruk yang juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Sama halnya dengan Kadis Kehutanan Kabupaten Tapanuli Tengah, APM Simanjuntak yang mengakui pihaknya telah mengajukan perubahan fungsi Hutan Produksi (HP) menjadi hutan lindung seluas 5.415,63 ha dan APL menjadi hutan lindung seluas 138,21 ha. Sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan dalam usulan revisi SK Menhut No 44 tahun 2005 mengusulkan perubahan fungsi hutan produksi menjadi hutan lindung seluas 14.977,29 ha.
"Kami berharap usulan perubahan fungsi hutan ini dapat disetujui oleh Departemen Kehutanan. Sebab saat ini usulan tersebut sudah kami serahkan kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Utara," kata APM Simanjuntak.
Sehingga total usulan usulan hutan lindung dari ketiga kabupaten tersebut seluas 116.509,78 ha. Dari luas ideal KHBT yang dijadikan sebagai hutan lindung seluas 136.284 ha. Secara keseluruhan dalam SK Menhut No 44 yang diterbitkan di tahun 2005, luas hutan lindung di ketiga kabupaten tersebut mencapai 25.315 ha.
Pameran
Sebagai upaya mendorong terbentuknya Kawasan Hutan Batang Toru (KHBT) sebagai hutan lindung, Konsorsium YEL bersama Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah juga menggelar pameran kehutanan dalam IndoGreen Forestry Expo 2009 di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Jakarta 14-17 April 2009.
"Keikutsertaan kita dalam pameran ini sebagai salah satu upaya mendorong percepatan perubahan fungsi hutan," kata Sofyan Tan di Kantor YEL di Medan.
Hal ini dilakukan dalam rangka melindungi keberlanjutan pembangkit listrik di seputaran hutan Batang Toru. Di tengah krisis energi yang melanda Sumatera Utara akhir-akhir ini. Termasuk perlindungan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya. (Jason Gultom)

PRESTASI

4 Siswa SMAN 1 Plus Matauli Pandan Raih Penghargaan Dari Goethe Institut Jerman
Pandan, Batak Pos
Sekolah SMA Negeri Plus Matauli Pandan kembali menorehkan prestasi membanggakan buat Kabupaten Tapanuli Tengah. Empat siswa sekolah unggulan tersebut meraih penghargaan dari Goethe Institut, Dublin, Jerman.
Penyerahaan penghargaan dilaksanakan Kamis, 16/4) di ruang Audio Visual SMA Matauli di Pandan yang dirangkai dengan peresmian Kelas Intensif Bahasa Jerman oleh Bupati Tapanuli Tengah, Tuani Lumbantobing yang diwakili Kepala Bappeda Remus Pardede dan Herr Steff Corell dari Goetha Institut..
Keempat siswa tersebut masing-masing Furwidia Ningsih (siswi kelas III) yang meraih penghargaan beasiswa selama empat tahun sebesar Rp250 juta untuk menuntut ilmu di Swiss – German University (SGU) serta Yustini, Halimah Nasution dan Ahmad Indra (siswa kelas 1 dan 2) yang mendapat kesempatan summer camping (belajar sekaligus rekreasi di musim panas) selama 3 minggu di Jerman.
Herr Steff Corell dari Goethe Institut dalam penyampaiannya dihadapan Bupati dan Wakil Bupati Tapteng diwakili Kepala Bappeda Remus Pardede dan Kepala Dinas Pendidikan M Rumapea serta Kepala SMAN 1 Matauli Drs Soemartono mengatakan, penghargaan tersebut disampaikan sebagai upah dari tugas yang diberikan Goethe Institut sebagai parternya SMAN 1 Matauli karena mampu mewujudkan pengembangan bahasa Jerman setelah bahasa Inggris di sekolah tersebut.
“Saya melihat usaha sekolah ini sudah berhasil dan saya yakin 1-2 tahun kedepan siswa/i sudah dapat berbahasa Jerman dengan baik. Maka atas keberhasilan ini, kami memberikan hadiah bea siswa kepada 1 orang siswa kuliah di SGU dan Summer Camping ke Jerman kepada 3 orang siswa,”kata Steff dalam bahasa Jerman yang diterjemahkan oleh translator.
Pada kesempatan itu, Ia mempromosikan sekaligus menggambarkan sedikit mengenai sistem pendidikan di Swiss–German Institut (SGU). Dimana, dalam pendidikannya, institute tersebut diajari oleh guru–guru (dosen) yang selalu mempergunakan Bahasa Inggris. Namun, di setiap Minggu, Mahasiswa/i diberikan pendidikan tambahan Bahasa Jerman. “Jadi selain pintar berbahasa Inggris di Institut tersebut, siswa juga pintar berbahasa Jerman,”paparnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Tapteng Remus Pardede mewakili Bupati Tapteng dalam sambutannya menyampaikan, ucapan terimakasih sekaligus apresiasi yang telah tercapai atas perhatian Goethe Institut, Jerman kepada pendidikan di sekolah SMA Matauli khususnya dan pendidikan di Tapteng secara umum.
Ia berharap, Institut ini dapat lebih memperhatikan SMAN 1 Matauli serta sekolah –sekolah lainnya di wilayah Tapteng sehingga anak–anak bisa sekolah lebih banyak menuntut ilmu di SGU dan pemkab Tapteng siap mendukung setiap program–program SGU demi pengembangan pendidikan para siswa di daerah setempat.
Bantuan Penuh Dari Goethe Institut
Usai kegiatan peresmian Kelas khusus Intensif Bahasa Jerman, Kepala SMAN 1 Matauli, Pandan, Drs Soemartono kepada Batak Pos menyampaikan, pada prinsipnya semua siswa SMA Matauli mendapatkan pelajaran Bahasa Jerman, tetapi untuk program–program khusus pengiriman anak–anak ke Jerman, harus melalui kelas Intensif.
“Maka itu, kita membuka dua kelas intensif dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang dan seluruhnya ini mendapat bantuan penuh dari Goethe Institut termasuk bantuan pelatihan guru dan media pendidikannya,”ujar Soemartono.
Menurutnya, tidak semua sekolah di Indonesia memiliki kesempatan mendapatkan kerjasama dengan Goethe Institut. Dari data yang ada, hanya 10 sekolah yang dipilih oleh lembaga pendidikan ini, salah satunya di Sumatera Utara (Sumut) adalah SMAN 1 Matauli Pandan.
“Adapun dasar pemilihan tersebut, dilihat dari hasil survey mereka sebelumnya terhadap kampus/sekolah, visi dan misi, Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas dan kemauan sekolah untuk dapat maju,”papar Soemartono.
Disinggung apakah kerjasama dengan Goethe Institut tersebut berlangsung terus atau sifatnya hanya sementara, Kepala Sekolah yang sudah mengabdi sejak sekolah ini dibuka dan diresmikan mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Akbar Tanjung dan mantan Panglima TNI AD Faisal Tanjung mengatakan, penilaian terhadap kelas Intensif Bahasa Jerman ini berlangsung hanya se-tahun. “Artinya, dalam satu tahun tersebut, apakah sekolah tersebut mengalami kemajuan atau peningkatan. Jika tidak, program tersebut bisa di stop dan pihak Goethe Institut dapat memilih sekolah lain,”tukas Soemartono. (Jason Gultom)
Keterangan Foto :
DIABADIKAN : Herr Steff Corell dari Goetha Institut foto bersama dengan Kepala Bappeda Tapteng mewakili Bupati dan Wakil Bupati, Remus Pardede, Kepsek SMA Matauli Soemartono serta 4 siswa sekolah SMAN 1 Matauli Padan yang meraih penghargaan DAN beasiswa dari Goethe Institut Jerman. Batak Pos/Jason Gultom

PENDIDIKAN

3479 Siswa SMA Kelas III se Tapteng Siap Ikuti UAN
Pandan, Batak Pos
Sebanyak 3479 Siswa/i kelas III SMA sederajat di Kabupaten Tapanuli Tengah siap untuk mengikuti pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) Senin depan (20/4). Sesuai dengan rencana ujian ini dilaksanakan selama empat hari, yakni Senin-Jumat (20-24/4). Untuk menghadapi ujian tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah telah mempersiapkan langkah-langkah kepada siswa dan guru-guru, yakni pendalaman program materi dengan membahas prediksi soal Ujian Nasional melalui tambahan belajar sore dimasing-masing sekolah. Demikian disampaikan Kadis Pendidikan Tapteng, Drs.Marhite Rumapea memalui Kabid SMP-SMA-PP, Drs Klose Harahap di ruang kerjanya, Kamis (16/4).
Ada pun jumlah siswa tersebut terdiri dari siswa SMA sebanyak 2472 siswa, MA 401 siswa, dan SMK 606 siswa. Dengan demikian total jumlah siswa yang mengikuti UAN sebanyak 3476 siswa. Sedangkan mata pelajaran yang diujikian untuk SMA sebanyak 6 mata pelajaran, yakni, Bahasa Indonesia, Biologi/Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika/Geografi, Kimia/Ekonomi. Sedangkan untuk SMK tiga mata pelajaran, yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggirs, dan Matematika.
Menurut Klose ada pun persyaratan kelulusan untuk SMA yaitu, memiliki rata-rata nilai 5.50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan untuk SMK nilai mata pelajaran kopetensi keahlihan kejuruan minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata ujian nasional.
“Untk mempesipakan siswa meraih Tingginya nilai kelulusan ini, kita dari Dinas Pendidikan telah memberikan kemasing-masing sekolah SKL (Standart kopetensi lulusan) yang merupakan gambaran pokok materi soal UN, yang selanjutnya diperdalam oleh masing-masing guru di setiap sekolah. Dengan demikian para siswa ini tidak kewalahan lagi nantinya untuk menjawab soal-soal UN tersebut, karena, pada SKL itu telah dijelaskan tentang contoh-contoh materi UN. Hal inilah yang terus kita tekankan kepada masing-masing guru dengan tambahan belajar sore, atau diskusi kelompok maupun menggunakan sarana TIK (Teknologi informasi komunikasi) atau internet,”jelasnya.
Dengan adanya SKL ini, lanjut Klose, pihaknya yakin tingkat kelulusan kelas III di Kabupaten Tapanuli Tengah mampu dipertahankan seperti tahun 2008 lalu, yakni sekitar 98persen lebih, dan tidak tertutup kemungkinan mengalami peningkatan dari tahun kemarin, harapnya.
Ia juga menghimbau semua orangtua murid dan masyarakat agar turut serta memotivasi masing-masing anaknya untuk meningkatkan semangat belajar di luar jam sekolah. Dan tenaga anak jangan terlampau dibebani oleh orangtua agar dapat konsentrasi mempersiapkan diri.
“Kepada para siswa/i kelas III agar menjaga kesehatan, keselamatan, agar dapat mengikuti UN dengan baik. Sama halnya dengan pihak sekolah agar proaktif untuk mensosialisasikan persyaratan nilai kelulusan tersebut melaui SKL,”tandasnya.
Wala pun jadwal UN sudah ditetapkan namun bagi siswa yang sakit diberikan waktu ujian susulan pada tanggal 27April-1 Mei. (Jason Gultom)
Keterangan Foto:
Kabid SMP-SMA-PP Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Drs Klose Harahap saat memberikan keterangan di ruang kerjanya, Kamis (16/4) Batak Pos/Jason Gultom

PEMILU LEGISLATIF

Massa Lintas Parpol Demo Kantor Pawaslu dan KPUD Tapteng
Pandan, Batak Pos
Sedikitnya 20-an massa yang tergabung dalam forum lintas partai politik (Parpol) datangi kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Tapanuli Tengah, Rabu (15/4).
Massa parpol yang terdiri dari PDIP, PKS, Partai Kedaulatan, Hanura, PPP, PDS, Pakar Pangan, Golkar, dan lainnya mempertanyakan sejauh mana realisasi proses dugaan sejumlah pelanggaran hukum yang terjadi ketika diselenggarakannya Pemilu 9 April lalu di beberapa kecamatan di daerah setempat.
Salah seorang kordinator aksi, Sanggam Tambunan, SH yang juga caleg PDIP dalam orasinya mengatakan, pelaksaanaan Pemilu di Kabupaten Tapteng jauh menyimpang hampir seluruh kecamatan dan desa, banyak pengaduan ke Panwaslu Tapteng baik dari Parpol, LSM maupun individu masyarakat.
“Namun, Panwaslu tidak menunjukan sebagai lembaga independen. Untuk itu, kami mempertanyakan tindak lanjut atas pengaduan yang telah dilaporkan. Panwaslu harus bertindak, bila tidak kami (parpol-red) akan memboikot jalannya Pilpres (pemilihan Presiden) mendatang di daerah ini,” seru Sanggam dan puluhan massa parpol.
Merunut UU No. 10/2008, lanjut dia, Pemilu di Kabupaten Tapteng sangat tidak relevan. Banyak pelanggaran yang terjadi, namun tak kunjung di proses sesuai hukum perundang-undangan tersebut.
“Kami mendesak agar Panwaslu Tapteng segera menindak lanjuti pengaduan yang telah kami laporkan. Bila tidak, sejumlah parpol di daerah ini mendesak agar Panwaslu segera dibekukan,” tegas mereka lagi.
Setelah beberapa menit berorasi, Ketua Panwaslu Tapteng Sapran Matondang bersama anggotanya menerima 6 orang perwakilan massa diantaranya Sanggam Tambunan (PDIP), Awaluddin Rau (Hanura), Nico F Panggabean (Golkar), Habibi (PPP), Muhammad Gufron (PKS), Aswin Batubara (Pakar Pangan) untuk berdelegasi di ruangan rapat Panwaslu tersebut. Dalam delegasi itu, Ketua Panwaslu Tapteng menegaskan, bahwa tenggat waktu untuk penyerahan pelanggaran baik itu administrasi ke KPUD maupun pelanggaran hukum ke kepolisian dilakukan pada 17 April 2009 ini.
“Menurut mekanisme Pemilu, kami (Panwaslu-red) akan menerima pengaduan pelanggaran Pemilu setelah 3 hari terhitung hari H (mulai 12 April) dan tenggat waktu proses segala bentuk pengaduan pelanggaran pada pelaksanaan Pemilu 5 hari. Bila segala bukti dan saksi telah kami periksa kebenarannya, baru kami bisa menentukan apa kategori pelanggaran tersebut. Bila pelanggaran administrasi diserahkan ke KPUD Tapteng dan bila pelanggaran hukum maka diserahkan ke kepolisian (Polres Tapteng). Dan sesuai aturannya, saat ini belum dapat diserahkan, sebab batas waktu yang ditentukan Undang-undang adalah 5 hari atau Jumat, 17 April 2009,” jelas Sapran Matondang dihadapan 7 orang tim delegasi massa tersebut.
Sapran juga berjanji, menindak lanjuti segala bentuk laporan pengaduan tertulis yang telah diterima Panwaslu. “Namun, kita harus sama-sama menghargai aturan dan mekanisme yang telah diatur dalam pelaksanaan Pemilu ini. Sebab, semua pihak pasti menginginkan Pemilu Jurdil, dan kami meminta agar semua pihak untuk saling membantu tanpa harus menyudutkan salahsatu pihak ataupun golongan diatas kepentingan-kepentingan lainnya,” tegasnya.
Datangi KPUD
Usai menerima penjelasan, puluhan massa yang dikawal personil kepolisian dari sejumlah satuan, bergerak ke kantor KPUD Tapteng yang berjarak sekira 500 meter dengan maksud yang sama.
Di KPUD, massa kembali berorasi menuntut hal serupa. Tak berselang lama, massa diterima Ketua KPUD Tapteng Kabul Lumbantobing beserta empat anggota lainnya untuk berdelegasi. Ketika itu, 6 orang tim delegasi massa mendesak KPUD Tapteng untuk merekomendasi agar pelaksanaan Pemilu di Tapteng diulang.
Namun, Katua KPUD Tapteng melalui Divisi Humas dan Informasi Maruli Firman Lubis dengan sigap menyangkal untuk dilakukan Pemilu ulang. Sebab, dalam mekanisme baik itu UU No. 22/2007 maupun UU No. 10/2008 tidak ada ditemui bahwa dapat dilakukan Pemilu ulang.Tetapi, yang dapat dilakukan adalah Pemilu lanjutan maupun susulan.
“Nah, Pemilu lanjutan maupun susulan dapat dilaksanakan apabila terjadi kerusuhan ataupun bencana alam ketika pelaksanaan Pemilu berlangsung. Jadi, kami (KPUD) sekali lagi mengklarifikasi bahwa Pemilu lanjutan yang terjadi di Kecamatan Sosorgadong maupun lainnya KPUD Tapteng telah berkordinasi dengan KPPS maupun PPK, sebab hal tersebut akibat kesalah pahaman semata hingga Pemilu dan perhitungan suara dilanjutkan sampai pukul 23.00 WIB,” tutur Firman.
Dikatakan, KPUD Tapteng telah bekerja sesuai mekanisme yang ada dan tetap melakukan monitoring di lapangan. “Kami terus melakukan monitoring di lapangan sejak 9 hingga 13 April lalu. Lima orang tenaga, kami optimalkan untuk dibagi tugas 4 zona (daerah pemilihan). Dan kami tetap berupaya untuk mendapatkan Pemilu jujur, adil dan transparan di Tapteng ini,” tandasnya.
Setelah mendapat penjelasan kendati merasa belum puas, puluhan massa lintas parpol di Tapteng itu membubarkan diri dengan tertib dibawah pengawalan pihak kepolisian. Namun, mereka sempat mengultimatum akan mengerahkan massa lebih banyak lagi ke depannya, apabila penyelenggara Pemilu khususnya Panwaslu tidak proaktif menindak lanjuti segala bentuk pengaduan mereka. (Jason Gultom)
Keterangan Foto :
MINTA PEMILU ULANG : Kordinator aksi lintas parpol, Sanggam Tambunan, SH saat berorasi di depan kantor Panwaslu Tapteng menyerukan Pemilu segera diulang karena dinilai banyak ditemukan pelanggaran dalam pelaksanaan 9 April lalu. Massa juga mendesak Panwaslu segera tindak lanjuti segala pengaduan pelanggaran Pemilu di daerah tersebut. Batak Pos/Jason Gultom

RELIGIUS

Perayaan Paskah Berama MGMP-PAK se Kota Sibolga
Sibolga, Batak Pos
Untuk pertama kalinya setelah terbentuk bulan Maret 2009 lalu, MGMP-PAK (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen) se-Kota Sibolga melaksanakan perayaan Paskah bersama yang dipusatkan di Gereja HKBP Sibolga Kota, Senin (13/4). Perayaan Paskah ini sekaligus doa pemberangkatan bagi siswa SMA kelas III untuk mengikuti UAN (Ujian Akhir Nasional).
Menurut Ketua MGMP-PAK se Kota Sibolga K Mataniari, STh didampingi Sekretaris, Santri P Hasugian, STh, Wakil Ketua Torang Panjaitan STh dan Bendahara Dra Jojor N Situmeang mengatakan, tujuan dibentuknya MGMP-PAK se Kota Sibolga ini sebagai wadah bagi para guru agama Protestan maupun Katolik untuk menjalin silaturahmi serta ajang kebersamaan.
“Yang terlibat dalam organisasi ini semua guru-guru agama Protestan dan Katolik yang mengajar di Sibolga tingkat SMA sederajat. Jika dihitung jumlah gurunya cukup banyak sekitar seratusan. Selama ini belum ada wadah bagi kita sebagai guru-guru agama, makanya kita membentuk wadah ini, dan harapan kami, hal ini nantinya dapat ditiru oleh daerah-daerah lain, sehingga kebersamaan dan keakraban sesama guru agama dapat terjalin melalui wadah ini,”katanya.
Sekaitan dengan itu lanjut Mataniari, pengurus MGMP PAK langsung membentuk panitia untuk mengadakan perayaan Paskah bersama, dan hasilnya seperti yang kita lihat saat ini. Dimana ribuan siswa/i dari masing-masing sekolah SMA sederajat yang ada di Sibolga ini turut dilibatkan, dengan demikian pelaksanaan Paskah perdana bagi MGMP PAK ini dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga, perayaan Paskah ini diisi dengan doa bersama untuk memberangkatkan siswa kelas III untuk mengikuti UAN,”jelasnya.
Perayaan Paskah yang diselenggarakan MGMP PAK ini persis seperti perayaan Natal, dimana para guru dan juga siswa membacakan liturgi masing-masing. Menurut Mataniari, pihaknya ingin mengambarkan kepada jemaat, bahwa bukan hanya Natal saja yang harus dirayakan semeriah mungkin. “Tradisi saat ini setiap menjelang Natal semua umat Kristen disibukkan berbagai kegiatan Natal, sementara pada perayaan Paskah tampak biasa saja. Padahal, makna Natal itu tidak ada arti tanpa ada kebangkitan Yesus Kristus atau yang disebut dengan Paskah. Hal inilah yang ingin kita sampaikan kepada jemaat makanya kita melaksanakan Paskah dengan model seperti ini. Selain itu juga para siswa akan semakin akrab dengan kegiatan ini, sehingga tingkat kekerasan sesame pelajar atau tauran dapat diminimalisasi karena mereka sudah saling mengenal,”tandasnya.
Ada pun yang menjadi thema Paskah ini adalah ‘Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini,’ dan Sub thema, Bersekutu dengan Tuhan akan mewujudkan masa depan yang penuh dengankeberhasilan.
Perayaan Paskah ini turut dihadiri Kakan Depag Sibolga, mewakili Dinas Pendidikan Sibolga, Ketua Dewan Pendidikan, BKAG, serta para Kepala Sekolah.
Ibadah yang berakhir pukul 20.00WIB ini berlangsung dengan khitmad dan penuh rasa kekeluargaan. (Jason Gultom)
Keterangan Foto:
Para guru yang tergabung dalam organisasi MGMP se Kota Sibolga saat membacakan liturgi pada perayaan Paskah perdana MGMP di Gereja HKBP Sibolga Kota, Senin malam (13/4). Jason Gultom/Batak Pos