Selasa, 07 September 2010

Duka Penjaga Malam Kantor Bawasda Sibolga,

Dipecat Menjelang Lebaran

Oleh: Jason Gultom -Sibolga

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Agaknya pepatah itu sangat mengena bagi Dedi Tanjung (31), warga Ketapang kelurahan Sibolga Ilir kecamatan Sibolga Utara, Sumatera Utara, yang kesehariannya bekerja sebagai penjaga malam pada kantor badan pengawas daerah (Bawasda) kota Sibolga terpaksa menelan pil pahit lantaran dipecat secara mendadak.

Betapa tidak, ayah beranak satu itu seyogianya bergembira menyambut lebaran tahun ini bersama keluarganya seperti kegembiraan yang menyelimuti kurun waktu tiga tahun terakhir sejak ia bekerja di kantor tersebut, atau sejak 2007 silam, kendatipun dengan kesederhanaan hidup karena honor yang ia terima per bulan hanya sebesar Rp 600.000.

Kepada BATAKNEWS.COM, Selasa (7/9), pria bertubuh kurus itu mengisahkan, selama tiga tahun berturut-turut bekerja sebagai penjaga malam di kantor itu, dia tidak pernah melakukan kesalahan. “Paling-paling agak terlambat datang ke kantor itu bang, karena saya harus bekerja sampingan sebagai penarik becak untuk menambah penghasilan keluarga. Soalnya honor yang saya terima Rp 600 ribu itu tidak cukup untuk biaya hidup selama sebulan,” keluhnya.

Meskipun demikian, dia mengaku tidak pernah berputus asa, melainkan tetap merasa senang dan bersyukur dengan profesi yang digelutinya sebagai penjaga malam di kantor itu. Karena di siang hari atau di setiap ada kesempatan, dia dapat pula mencari nafkah tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sebagai penarik becak.

Dia mengaku begitu syok dan kaget bukan kepalang, tepatnya pada, Jumat (3/9) pekan lalu, karena tiba-tiba saja bendahara kantor Bawasda Sibolga itu meminta kunci kantor kepadanya seraya mengatakan, kalau dirinya tidak diperbolehkan lagi bekerja sebagai penjaga malam di kantor tersebut.

“Terus terang, saya sangat sedih sekali bang, dipecat tanpa alasan yang jelas. Menjelang lebaran pula. Memang, pak bendahara memberikan sejumlah uang kepada saya, katanya titipan dari bapak kepala Bawasda, sekadar untuk membeli daging sebesar Rp 250.000 ditambah uang THR sebesar Rp 150.000, tapi ini bukan masalah uang itu bang. Soalnya, pekerjaan tersebut merupakan sumber utama bagi saya untuk menghidupi keluarga. Kalau sudah begini, yah terpaksa ngnggur lah bang,” tuturnya memelas sambil menghapus deraian air mata yang meleleh membasahi pipinya.

Dia juga menyadari, kalau sewaktu-waktu dia dapat saja diberhentikan dari pekerjaan tersebut. Tetapi hendaknya ada surat peringatan atau tegoran langsung dari pimpinan sebelum dia diberhentikan atau dipecat.

“Saya hanya bisa pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas musibah yang saya alami ini. Tetapi, saya juga sangat mengharapkan kemurahan hati Walikota Sibolga, bapak HM Syarfi Hutauruk yang baru saja dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), kiranya berkenan memperhatikan nasib pekerja penjaga malam kantor seperti saya ini,” pungkasnya. (***)

Tidak ada komentar: