Soal Desakan Pemilu Ulang
Umat Katolik di Tapteng Prihatini Statemen Uskup Sibolga
Sibolga Batak Pos,
Statemen Uskup Sibolga yang menginginkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng sesuai surat No.064/KS/PA/2009, kembali mendapatkan kecaman dan keprihatinan dari kalangan umat Katolik di Tapteng.
Seral Manalu (56), warga desa Suga-suga Kecamatan Pasaribu Tobing kepada wartawan, Jumat (24/4) mengatakan, sebagai seorang umat Katolik yang telah memberikan suara pada Pemilu 9 April lalu, merasa terkejut dan sekaligus prihatin dengan keputusan Keuskupan Sibolga yang mengusulkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng.
“ Sebagai mantan Sintua di Katolik Suga-sua, saya sama sekali merasa bingung dan heran dengan keputusan Keuskupan Sibolga, sebab selama ini tidak pernah ada Keuskupan mencampuri urusan politik.Dan kita tahu bahwa yang mengurusi masalah Pemilu adalah KPU dan Bawaslu,bukan urusan lembaga keagamaan,”sebutnya.
Dikatakan, berdasarkan pengamatan dan gambaran situasi dimasyarakat, pelaksanaan Pemilu 9 April lalu di Kab.Tapteng , dan khususnya di Kecamatan Pasaribu Tobing sejauh ini berjalan dengan aman dan lancar, dan mendapatkan dukungan dari masyarakat termasuk dari kalangan umat Katolik.
“Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Uskup Keuskupan Sibolga Mrg.Ludovikus Simanullang Ofm, maka usulan dilakukannya Pemilu ulang adalah keputusan yang tidak mewakili aspirasi seluruh umat Katolik di Tapteng. Jadi dalam hal ini saya sebagai umat sudah barang tentu menolak dan tidak sependapat dengan pernyataan Keuskupan Sibolga,”tegasnya.
Dikesempatan itu, selaku warga Katolik , Seral Manalu menghimbau umat tidak terpengaruh dengan statemen yang menginginkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng.
“ Mari kita percayakan semua proses pelaksanaan Pemilu kepada instansi yang berwenang serta tidak terjebak dengan opini yang justru menimbulkan keresahan dimasyarakat,”pintanya.
Ditempat terpisah, warga Katolik Desa Sosor Gotting, Kecamatan Andam Dewi, Paulus Panjaitan (53) juga berpendapat serupa dengan warga Katolik lainnya yang ikut prihatin dengan pernyataan Keuskupan Sibolga.
“Kami selaku umat Katolik yang selama ini hidup rukun dan damai serta senantiasa menjalin hubungan persaudaraan dengan umat lainnya di Tapteng, merasa ikut resah dengan pernyataan Uskup Sibolga yang sama sekali jauh dari kesan kesejukan yang biasa ditampilkan oleh lembaga keagamaan,”sebutnya.
Untuk itu, harap dia, kedepannya kiranya lembaga keagamaan dapat menahan diri serta tidak melibatkan diri dengan urusan politik, yang pada giliranya akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
“ Kita berharap, semua pihak tidak emosional dalam menanggapi hasil pelaksanaan Pemilu di Tapteng yang sejauh ini telah berjalan dengan kondusif serta berhasil memilih para wakil rakyat yang terbaik dimasing-masing partai peserta Pemilu,”tandasnya. (Jason Gultom)
Umat Katolik di Tapteng Prihatini Statemen Uskup Sibolga
Sibolga Batak Pos,
Statemen Uskup Sibolga yang menginginkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng sesuai surat No.064/KS/PA/2009, kembali mendapatkan kecaman dan keprihatinan dari kalangan umat Katolik di Tapteng.
Seral Manalu (56), warga desa Suga-suga Kecamatan Pasaribu Tobing kepada wartawan, Jumat (24/4) mengatakan, sebagai seorang umat Katolik yang telah memberikan suara pada Pemilu 9 April lalu, merasa terkejut dan sekaligus prihatin dengan keputusan Keuskupan Sibolga yang mengusulkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng.
“ Sebagai mantan Sintua di Katolik Suga-sua, saya sama sekali merasa bingung dan heran dengan keputusan Keuskupan Sibolga, sebab selama ini tidak pernah ada Keuskupan mencampuri urusan politik.Dan kita tahu bahwa yang mengurusi masalah Pemilu adalah KPU dan Bawaslu,bukan urusan lembaga keagamaan,”sebutnya.
Dikatakan, berdasarkan pengamatan dan gambaran situasi dimasyarakat, pelaksanaan Pemilu 9 April lalu di Kab.Tapteng , dan khususnya di Kecamatan Pasaribu Tobing sejauh ini berjalan dengan aman dan lancar, dan mendapatkan dukungan dari masyarakat termasuk dari kalangan umat Katolik.
“Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Uskup Keuskupan Sibolga Mrg.Ludovikus Simanullang Ofm, maka usulan dilakukannya Pemilu ulang adalah keputusan yang tidak mewakili aspirasi seluruh umat Katolik di Tapteng. Jadi dalam hal ini saya sebagai umat sudah barang tentu menolak dan tidak sependapat dengan pernyataan Keuskupan Sibolga,”tegasnya.
Dikesempatan itu, selaku warga Katolik , Seral Manalu menghimbau umat tidak terpengaruh dengan statemen yang menginginkan dilakukannya Pemilu ulang di Tapteng.
“ Mari kita percayakan semua proses pelaksanaan Pemilu kepada instansi yang berwenang serta tidak terjebak dengan opini yang justru menimbulkan keresahan dimasyarakat,”pintanya.
Ditempat terpisah, warga Katolik Desa Sosor Gotting, Kecamatan Andam Dewi, Paulus Panjaitan (53) juga berpendapat serupa dengan warga Katolik lainnya yang ikut prihatin dengan pernyataan Keuskupan Sibolga.
“Kami selaku umat Katolik yang selama ini hidup rukun dan damai serta senantiasa menjalin hubungan persaudaraan dengan umat lainnya di Tapteng, merasa ikut resah dengan pernyataan Uskup Sibolga yang sama sekali jauh dari kesan kesejukan yang biasa ditampilkan oleh lembaga keagamaan,”sebutnya.
Untuk itu, harap dia, kedepannya kiranya lembaga keagamaan dapat menahan diri serta tidak melibatkan diri dengan urusan politik, yang pada giliranya akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
“ Kita berharap, semua pihak tidak emosional dalam menanggapi hasil pelaksanaan Pemilu di Tapteng yang sejauh ini telah berjalan dengan kondusif serta berhasil memilih para wakil rakyat yang terbaik dimasing-masing partai peserta Pemilu,”tandasnya. (Jason Gultom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar