Jumat, 07 Agustus 2009

Sarana

Untuk Mengurangi Kecelakaan di Laut

Pelabuhan Sibolga dan Nias Butuhkan Alat Observasi Cuaca

Sibolga, BATAKPOS

Untuk mengetahui secara pasti situasi dan kondisi cuaca antara Sibolga dan Nias, pemerintah sudah saatnya membangun Manometer dan Barometer (Alat Observasi) cuaca di perairan Pantai Barat Sumatera Utara. Sebab, selama ini kondisi cuaca masih dilaporkan 1 x 24 jam, sementara perobahan iklim cuaca dapat berganti seketika.

“Kadang kala, kondisi cuaca pada pagi hari bagus, namun setelah kapal motor diberangkatkan tiba-tiba di tengah laut cuaca berobah menjadi buruk yang mengakibatkan terjadinya kepanikan bagi kapal yang berlayar,”ungkap Kepala Administrator Pelabuhan (Ka Adpel) Sibolga, Muas Effendy Nasution kepada BATAKPOS di ruangkerjanya, Jum’at (7/8).

Dikatakannya, akibat kondisi cuaca yang tidak menentu dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat kapal berlayar. Seperti yang dialami KM Merpati Indah pada Rabu (5/8)kemarin, di mana saat kapal tersebut berangkat pukul 21.30 Wib dari pelabuhan, kondisi cuaca masih baik, namun sekitar pukul 04.00 WIB dalam perjalan menuju Pulau Sinabang terjadi cuaca buruk dengan kondisi ombak 4 hingga 5 meter dan kapal tersebut karam.

“Untuk mengurangi terjadinya tingkat kecelakaan ditengah laut, kita minta agar pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk pembangunan Manometer dan Barometer (Alat Observasi Cuaca) antara Sibolga – Nias, Gunung Sitoli, sehingga jam per jam cuaca dapat diprediksi dan tidak lagi perkiraannya kita terima dalam 1 x 24 jam,”tukas Muas.

Menurutnya, jarak antara Pelabuhan Samudera Sibolga ke Pelabuhan Gunung Sitoli, pulau Nias sekira 72 Mil, sedangkan dari Sibolga ke Pulau Sinabang jaraknya sekira 150 Mil dengan kecepatan kapal 7 knot per jam.

”Bayangkan, perjalan sejauh itu kita masih menggunakan perkiraan cuaca dalam 1 x 24 Jam, pada hal cuaca untuk di wilayah Pantai Barat sulit diprediksi. Oleh karenanya, Pemerintah sudah dapat membangun Manometer dan Barometer (Observasi Cuaca - red) antara Sibolga - Gunung Sitoli, Nias sehingga cuaca dapat kita prediksi secara tepat,”paparnya.

Disinggung mengenai tenggelamnya KM Merpati Indah yang memiliki tonase 102 Gross Tone dengan pembuatan tahun 1979 yang mengangkut barang sembako seberat 99, 210 Kilogram dari Pelabuhan Samudera Sibolga tujuan Pulau Sinabang, Muas menyatakan musibah tenggelamnya kapal tersebut, murni karena cuaca buruk, sebab waktu kejadian tersebut cuaca buruk dan ombak mencapai 4 hingga 5 meter.

“Sebelum kapal tersebut diberangkatkan dari Pelabuhan Samudera Sibolga, kita terlebih dahulu melakukan Cek list, situasi dan kondisi kapal layak untuk berlayar. Jadi kejadian ini murni kecelakaan alam,”pungkasnya sembari meminta agar nelayan dan kapal – kapal penumpangtetap berhati – hati saat berlayar, karena cuaca saat ini berobah- robah.(Jas)

Keterangan Foto
Alat Observasi Pengucur Cuaca

Tidak ada komentar: