Kamis, 06 Agustus 2009

Kisah Dibalik Hilangnya AKB

Pengakuan Istri Victor Purba, ABK yang Hilang di Laut

Hilangnya Victor Purba (43) Anak Buah Kapal (ABK) KM Samudra yang hilang sejak kemarin, Rabu (5/8) akibat kapal yang ditumpanginya dihantam badai, meninggalkan luka yang cukup dalam bagi istrinya, Delima br Manurung(35). Bagaimana tidak, tulang punggung yang menjadi tumpuhan hidup mereka dan keempat anaknya yang masih kecil-kecil tidak diketahui keberadaanya sampai saat ini.

Suasana rumah korban pun saat itu sudah ramai dikunjungi sanak famili dan keluarga dekat korban untuk memberikan penghiburan. Pihak mertua korban pun telah hadir dari kampung halamannya setelah mendapat kabar bahwa menantu kesayangannya hilang di laut. Sementara itu istri korban Delima br Manurung duduk di sebelah pojok kiri rumah yang cukup sederhana itu dengan kondisi lemas sembari terus menagis.

Kehadiran BATAKPOS pun disambut dingin pihak keluarga, maklum saja, karena situasi saat itu masih gunda karena belum ada kepastian apakah suami Delima selamat atau tidak. Walau pun demikian, BATAKPOS mencoba mencari informasi dari istri korban.

“Ndang hu boto be amang mangalusi sungkun-sungkun munai, bohanama nasib nami dohot angka gellgeng hon,” (Saya tidak tahu lagi menjawab pertanyaan itu, bagaimanalah nantinya nasib saya dan anak-anak saya ini), katanya sembari mengusap air matanya. Memang sebelum dia (korban-red) berangkat ke laut, Ia sudah mengeluh kepada saya. “Songon namalas do daginghu mak…unang majolo berangkat au tu laut ate!” (Perasaan saya kurang enak mak, kalau boleh janganlah dulu saya berangkat ke laut ya mak!), kata korban.

Namun karena kondisi ekonomi mereka yang sulit, Ia pun menyarankan agar suami tetap pergi ke laut. “Kalau suami saya tidak kerja, kami mau dapat uang dari mana? Karena rata-rata penghasilan suami saya itu Rp50ribu per hari, jadi kami sangat mengharapkan uang tersebut untuk kebutuhan kami sehari-hari. Dan saya tidak menyangka kalau keluhannya itu menjadi pertanda akan terjadinya musibah yang menyedihkan ini,”sesalnya dengan air mata tetap berlinang.

Berita hilangnya korban diketahui pihak keluarga dari istri pemilik kapal. Kontan saja istri korban lemas dan langsung mengingat keluhan suaminya sebelum berangkat. “Saya hanya dapat berdoa kiranya terjadi mujizat supaya suami saya itu selamat. Saya tidak tahu mau bilang apalagi, karena saya juga yang menyuruhnya pergi ke laut. Asi ma Roham Tuhan, ramoti ma amattakki. (Ya Tuhan lindungilah suami ku itu),”pintanya.

Di mata keluarga dan tetangganya, korban dikenal cukup baik dan rajin bekerja. Bahkan pengalamannya melaut tidak perlu diragukan lagi, karena sejak 20 tahun yang lalu, korban sudah melaut. Hal itu juga turut diakui pemilik kapal KM Samudra yang merangkap sebagai nahkoda kapal, Harnol Sianturi.

“Saya kenal betul dengan korban, karena kami sudah lama bekerja di laut. Ia pekerja keras dan ulet. Saya pun tidak menyangka akan peristiwa ini, karena bukan kali ini saja kami menghadapi badai,”katanya.

Memang sebelum kami berangkat, lanjut Harnol, korban tampak lemas dan lesu. “Waktu itu saya sarankan sama korban, kalau memang kondisinya tidak fit pulang sajalah, gak usa dipaksakan. Namun korban tetap ikut,”kenangnya.

Sementara itu menurut pengalaman para nelayan, jarang sekali kejadian seperti ini bisa selamat. “Walau pun demikian kita tetap berharap agar korban dapat selamat. Karena kita bukanlah Tuhan, Tiada yang mustahil Bagi Tuhan,”kata sejumlah nelayan. (Jas)

Keterangan Foto

Istri korban, Delima br Manurung (35) bersama dengan anak-anaknya. (batakpos/Jason gultom)

Tidak ada komentar: