Senin, 03 Agustus 2009

Selebrity

GIVRI Hanya Lolos 4 Besar di KDI 6

Orangtua GIVRI: Kami Tetap Bangga dan Besyukur

Tapteng, BATAKPOS

Walaupun GIVRI hanya lolos 4 besar dalam Kontes Dangdut Indonesia (KDI) yang diselenggarakan oleh TPI, kedua orangtuanya dan keluarganya tetap mengaku bangga dan bersyukur atas prestasi yang diraih oleh putrinya. Hal itu disampaikan oleh kedua orangtuanya Chairul Hidayat Waruhu (36) dan ibunya Mastika Yanti br Simanungkalit (35) kepada BATAKPOS, Minggu sore (2/8) di kediamannya.

“Kita cukup dan bangga dan bersyukur atas prestasi anak kita GIVRI yang telah lolos ke empat besar KDI 6. Dan kami juga atas nama keluarga mengucapkan terimkasih kepada seluruh masyarakat yang telah mendukung GIVRI hingga dapat lolos ke 4 besar,”katanya dengan bangga.

Memang tidak dapat dipungkuri harapan orangtua GIVRI agar putri pertamanya ini bisa lolos sampai peringkat 3 besar cukup besar, namun penentu adalah dukungan dari masyarakat memlalui SMS.

“Kita sih punya harapan dan cita-cita agar anak kita ini bisa lolos minimal tiga besar, namun ini lah kenyataan yang siap kita terima. Kami tetap bangga dan merasa bersyukur atas dukungan serta bantuan seluruh masyarakat yang menghantarkan anak kita ini lolos 4 besar KDI 6. Semuanya ini tidak dapat kami balas, karena kecintaan masyarakatlah kepada anak kita ini, sehingga GIVRI layak menyandang gelar KDI sesuai dengan prestasi yang diperolehnya,”ungkapnya.

Kedua orangtua GIVRI juga secara khusus mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Tapteng, Kota Sibolga, Padangsisimpuan, Tapsel, Nias dan masyarakat Sumatera Utara yang tetap setia memberikan dukunga sejak GIVRI bertanding di 10 besar KDI 6.

Lebih lanjut dijelaskan mereka, sebelum putrinya tampil Sabtu Malam kemarin, sudah banyak tanda-tanda yang mengisyarakatkan bahwa GIVRI akan terjemput. Hal itu diceritakan GIVRI kepada kedua orangtuanya melalui telepon, Minggu Pagi (2/8).

“Tadi pagi putri kita langsung menelpon kami. Allhan Dulillah, GIVRI rupanya tegar dengan penjemputan itu. Bahkan menurut pengakuan GIVRI sudah banyak tanda-tanda yang mengisyarakatkan Ia akan terjemput malam itu juga,”aku orangtua GIVRI seperti yang diungkapkan GIVRI kepada mereka.

Menurut pengakuan GIVRI, pada hari Sabtu itu jatah makannya hilang tidak tahu siapa yang ambil. Demikian juga dengan pakaian yang akan digunakan GIVRI malam itu tiba-tiba kebesaran dan longgar, terpaksa pihak sponsor yang menyediakan kostum bagi para kontestan harus mengecilkan pakaiannya hari itu juga. Padahal selama GIVRI tampil tidak pernah seperti itu. Sama halnya dengan sepatunya. Entah kenapa sepatu GIVRI juga kebesaran, padahal pihak sponsor yang selalu menyediakan sepatu GIVRI sudah menyesuaikan ukuran kakinya nomor 36. Namun malam itu kebesaran. Ditambah lagi dengan tukang make-up GIVRI yang terjebak macet, padahal tidak pernah seperti itu. Seharunya sesuai dengan jadwal, GIVRI harus dimake up pukul 13.30WIB, namun karena tukang make up nya terjebak macet, akhirnya GIVRI di make up pukul 16.00WIB. Jadi semuanya serba buru-buru. Dan saat GIVRI di make up, tanpa sadar Ia menangis, padahal Ia tidak ada memikirkan hal-hal yang sedih.

“Jadi semua tanda-tanda itu merupakan firasat buat GIVRI akan terjumput malam itu juga. Dan memang terbukti, GIVRI pun terjemput, dan dengan jelas kita saksikan, GIVRI tetap tegar saat proses penjemputan itu berlangsung. Yang kami takutkan GIVRI down, tapi Alham Dulillah GIVRI tegar, sehingga kami pun senang dan bangga atas ketegaran yang dimiliki GIVRI,”aku kedua orangtuanya.

“Sekali lagi kami mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh masyarakat yang sudah mendukung GIVRI. Secara khusus kepada harian Umum BATAKPOS yang terus memberitakan perkembangan anak kami di Jakarta, sehingga kami orangtuanya yang ada di Tapteng ini dapat mengetahui kondisi anak kami ini. Kami bangga dan berterimakasih kepada Bapak Sopar Panjaitan pendiri BATAKPOS yang telah memberikan kesempatan dan sarana kepada generasi BATAK untuk berkreasi di media BATAKPOS,”ungkapnya.

Kekalahan GIVRI adalah Kekalahan Sumatera Utara

Dilain pihak khususnya pendukung fanatik GIVRI sangat kecewa dengan kegagalan GIVRI. Menurut mereka, kegagalan GIVRI masuk tiga besar, adalah kegagalan masyarakat Sumatera Utara. “Terus terang saja, kami sangat kecewa atas kenyataan ini. Padahal GIVRI satu-satunya duta Sumatera Utara yang membawakan nama Sumut di pentas KDI 6. Seharusnya masyarakat Sumut khususnya para pejabat termasuk Gubsu harus memberikan support yang khusus buat GIVRI, karena dari sekian banyak kontestan asal Sumut tinggal GIVRI yang bertengger di 4 besar. Ini adalah peluang yang cukup besar untuk mengharumkan nama Sumut. Namun sangat kami sayangkan sepertinya dukungan dari para pejabat di Sumut ini kurang, karena kami yakin, jika Gubsu memberikan intruksi untuk mendukung GIVRI, saya yakin, GIVRI bisa lolos sampai 2 besar, karena pertarungan 4 besar ini adalah pertarungan habis-habisan,”aku sejumlah fas GIVRI, sepeti Sri, Eka, Darwin, Santo, Rahmat dan pendukung lainnya.

Hal senada juga turut diungkapkan masyarakat Pandan. Menurut mereka, sejak ada kontes KDI belum pernah duta Sumut menjadi juara I, selalu dikalahkan dari daerah lain. Seharunya ini menjadi pelajaran dan pukulan bagi kita masyakarat Sumut ini. Jika kita lihat daerah lain khususnya daerah pulau Jawa, mereka cukup kompak antara masyarakat dan pejabatnya, karena mereka sadar secara tidak langsung nama daerah mereka turut dipertaruhkan. Namun yang terjadi di Sumut ini seperti inilah. “Kita cukup prihatin melihat anak-anak kita yang berprestasi namun tidak mendapat dukunga yang sepadan dari pejabat daerah ini. Jujur saja, saya sangat-sangat kecewa denga penjemputan GIVRI, karena belum layak dia dijemput, karena masih ada yang lebih layak, namun karena dukungan SMS yang cukup kecil, sehingga GIVRI lah yang terjumput. Mudah-mudahan GIVRI tabah dan tegar atas peristiwa ini. Kami sangat mencintaimu GIVRI,”ujar Ibu Eka yang juga diamini ibu-ibu lainya. (Jas)

Tidak ada komentar: